Uncategorized

Siswa SMP Negeri 1 Mojokerto Ciptakan Konten Digital Ekonomi, Belajar Sambil Berkarya

MOJOKERTO – Pembelajaran ekonomi kini tak lagi monoton dengan metode konvensional. Cipto Kuswinadi, S.Pd., M.M., guru mata pelajaran IPS SMP Negeri 1 Mojokerto, memperkenalkan pembelajaran kreatif dengan menugaskan siswa membuat vlog bertema ekonomi digital selama satu semester. Program inovatif ini mendapat respons antusias dari siswa kelas IX dan menjadi terobosan baru dalam mengenalkan literasi ekonomi digital kepada generasi muda.

“Kami ingin siswa tidak hanya menjadi konsumen digital, tetapi juga memahami dan mampu mengedukasi tentang ekonomi digital. Ini juga persiapan mereka menghadapi jenjang pendidikan selanjutnya,” ujar Pak Cipto Kuswinadi, Rabu (29/10/2025).

Tujuh Topik Menarik untuk Eksplorasi Siswa

Para siswa kelas IX diberi kebebasan memilih salah satu dari tujuh topik pilihan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, meliputi: review aplikasi fintech dan e-commerce, tips belanja online yang aman, tutorial menggunakan marketplace untuk berjualan, kisah sukses UMKM digital lokal, bahaya pinjaman online ilegal, perkembangan startup Indonesia, hingga teknologi Revolusi Industri 4.0 di Indonesia.

Alina, siswi kelas IX-D, memilih topik tips belanja online yang aman. Dalam vlognya, ia menjelaskan cara mengidentifikasi toko online terpercaya dan menghindari penipuan. “Saya sering belanja online untuk keperluan sekolah. Dengan membuat vlog ini, saya jadi lebih paham cara belanja yang aman dan bisa berbagi tips ke teman-teman. Saya juga mewawancarai beberapa korban penipuan online agar konten saya lebih nyata,” ungkapnya antusias.

Sementara itu, Zora dari kelas IX-G tertarik mengangkat kisah sukses UMKM digital lokal. Ia mewawancarai pemilik usaha keripik tempe di Mojokerto yang sukses memasarkan produknya melalui Instagram dan TikTok Shop. “Saya kagum melihat bagaimana UMKM lokal bisa berkembang dengan teknologi digital. Omzet mereka naik hingga 300% sejak berjualan online. Ini menginspirasi saya untuk berbisnis di masa depan,” kata Zora.

Tahapan Pembelajaran Terstruktur

Program pembuatan vlog yang diprakarsai Pak Cipto Kuswinadi ini dibagi dalam beberapa tahap sistematis. Pada dua bulan pertama, siswa melakukan riset topik, pengumpulan data, dan penyusunan konten. Bulan ketiga dan keempat dialokasikan untuk produksi video dengan pendampingan guru dan alumni yang berpengalaman di bidang multimedia.

Setiap siswa diwajibkan mengunggah minimal empat episode vlog dengan durasi 5-8 menit per episode. “Karena mereka siswa kelas IX yang sudah lebih matang, kami meningkatkan standar konten. Mereka harus mampu menganalisis dan memberikan solusi, bukan sekadar mendeskripsikan,” jelas Pak Cipto.

Sekolah juga menyediakan ekstrakurikuler multimedia untuk membantu siswa yang belum menguasai teknik dasar videografi dan editing. Bahkan beberapa siswa yang berbakat dijadikan tutor sebaya.

“Kami fokus pada konten edukatif yang kritis dan solutif. Siswa kelas IX harus mulai terbiasa berpikir analitis, apalagi mereka akan menghadapi ujian sekolah dan melanjutkan ke jenjang SMA,” tambah Pak Cipto Kuswinadi.

Workshop dan Pendampingan Intensif oleh Guru TIK

Untuk mendukung program pembelajaran kreatif ini, sekolah mengadakan workshop pembuatan konten digital yang dipimpin langsung oleh Tiono, S.Pd., M.Pd., guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) SMP Negeri 1 Mojokerto. Workshop ini mengajarkan siswa dasar-dasar pengambilan gambar menggunakan smartphone, teknik wawancara, komposisi visual, hingga editing menggunakan aplikasi seperti CapCut, KineMaster, dan Adobe Premiere Rush.

“Saya sangat senang bisa berkolaborasi dengan Pak Cipto dalam program ini. Siswa tidak hanya belajar konten ekonomi, tetapi juga keterampilan teknis multimedia yang sangat dibutuhkan di era digital,” ungkap Pak Tiono.

Pak Tiono memberikan pendampingan intensif melalui beberapa sesi workshop yang diadakan setiap dua minggu sekali. Ia juga membuka konsultasi teknis setiap hari Rabu sepulang sekolah di laboratorium komputer.

“Banyak siswa yang awalnya tidak bisa mengoperasikan aplikasi editing, sekarang sudah mahir membuat transisi, menambahkan musik latar, bahkan membuat subtitle. Prosesnya memang butuh kesabaran, tapi hasilnya luar biasa,” lanjut Pak Tiono.

Fasilitas seperti tripod, ring light, dan mikrofon eksternal disediakan sekolah untuk dipinjamkan kepada siswa yang membutuhkan. Pak Cipto dan Pak Tiono juga aktif memberikan feedback melalui grup WhatsApp kelas dan konsultasi individual.

“Kolaborasi antara guru IPS dan TIK ini membuat pembelajaran menjadi lebih komprehensif. Siswa mendapat materi substansi dari saya, sementara kemampuan teknis produksi diasah oleh Pak Tiono,” jelas Pak Cipto.

Hasil Melampaui Ekspektasi

Program pembelajaran kreatif yang diinisiasi Pak Cipto Kuswinadi ini menuai hasil positif yang signifikan. Berdasarkan evaluasi, 85% siswa menunjukkan peningkatan pemahaman materi ekonomi digital dan 78% siswa menjadi lebih percaya diri dalam berkomunikasi dan presentasi. Yang menggembirakan, 90% siswa kini memiliki keterampilan dasar multimedia yang aplikatif.

Beberapa karya siswa mendapat perhatian luas di media sosial. Vlog Alina tentang “Tips Belanja Online Aman untuk Remaja” telah ditonton lebih dari 10.000 kali dan dibagikan oleh berbagai akun edukasi digital. “Saya tidak menyangka vlog saya bisa viral. Banyak yang DM saya untuk berterima kasih karena terhindar dari penipuan online. Terima kasih banyak untuk Pak Tiono yang sabar mengajari saya editing sampai berjam-jam,” ungkap Alina bangga.

Sementara vlog Zora berjudul “Dari Dapur Rumah ke TikTok Shop: Kisah Sukses UMKM Keripik Tempe” juga mendapat apresiasi dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Mojokerto. Vlog tersebut bahkan dijadikan materi sosialisasi pemberdayaan UMKM digital.

“Bapak dari UMKM yang saya wawancarai bilang pesanannya meningkat setelah vlog saya tayang. Saya senang bisa membantu promosi UMKM lokal. Pak Tiono juga mengajarkan saya cara membuat thumbnail yang menarik perhatian,” cerita Zora dengan senyum lebar.

Respons Positif Orang Tua dan Masyarakat

Orang tua Alina, mengapresiasi program pembelajaran kreatif ini. “Alina jadi lebih produktif menggunakan gadget. Daripada hanya bermain media sosial, sekarang ia belajar membuat konten yang bermanfaat. Bahkan adiknya yang masih SD ikut terinspirasi. Kami berterima kasih kepada Pak Cipto dan Pak Tiono yang telah membimbing dengan sabar,” katanya.

Salah satu wali murid yaitu , ayah Zora, juga memberikan testimoni positif. “Zora jadi lebih kritis melihat fenomena ekonomi di sekitarnya. Ia bahkan mulai membantu ibunya memasarkan kue secara online dengan video promosi yang ia buat sendiri. Ini pembelajaran yang sangat aplikatif,” ungkapnya.

Widya Budi, S.S, M.Pd., dosen Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto yang juga pengajar di SMP N 1 Mojokerto , menilai program ini sangat relevan dengan perkembangan zaman. “Kolaborasi antar guru dalam pembelajaran berbasis proyek seperti ini sangat efektif. Generasi Z perlu dibekali literasi digital dan ekonomi sejak dini. Program yang diprakarsai Pak Cipto Kuswinadi ini mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan, baik melanjutkan pendidikan maupun berwirausaha,” komentarnya.

Widya Budi menambahkan, “Metode pembelajaran seperti ini sejalan dengan konsep pendidikan abad 21 yang menekankan pada 4C: Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Creativity. Siswa tidak hanya menghafal teori, tetapi mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks nyata. Ini adalah best practice yang patut direplikasi di sekolah-sekolah lain.”

Dukungan Penuh dari Kepala Sekolah

Irene Darmono, M.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Mojokerto, memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi pembelajaran yang diperkenalkan Pak Cipto Kuswinadi ini. “Program ini sejalan dengan visi kami mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan digital dan entrepreneurship. Kami bangga dengan kreativitas Pak Cipto dan Pak Tiono, serta dedikasi siswa-siswa kami ,” ujarnya.

Ibu Irene juga menegaskan komitmen sekolah untuk terus mendukung pembelajaran berbasis teknologi. “Kolaborasi antar mata pelajaran seperti ini akan kami dorong lebih banyak lagi. Kami akan terus memfasilitasi program-program inovatif yang mempersiapkan siswa menghadapi era digital. Investasi terbaik adalah investasi pada pendidikan berkualitas,” tambahnya.

Pameran Karya dan Apresiasi

Pada akhir semester, SMP Negeri 1 Mojokerto akan menggelar pameran karya digital yang mengundang orang tua, sesama sekolah, instansi terkait, dan calon siswa baru. Vlog-vlog terbaik karya siswa kami akan mendapat penghargaan dan kesempatan ditayangkan di kanal YouTube resmi SPENSA Mojokerto.

“Kami juga akan mengundang beberapa pelaku industri digital dan startup lokal, termasuk akademisi dari Universitas Mayjen Sungkono atau perguruan tinggi yang lain di wilayah mojokerto , untuk memberikan masukan sekaligus membuka peluang magang atau mentoring bagi siswa yang berminat,” jelas Ibu Irene Darmono.

Rencananya, program pembelajaran kreatif ini akan menjadi model untuk angkatan berikutnya dan diperluas ke mata pelajaran lainnya. Bahkan sedang diinisiasi kompetisi vlog edukatif tingkat SMP se-Kota Mojokerto dengan SMP Negeri 1 sebagai tuan rumah.

“Ini baru permulaan. Kolaborasi lintas mata pelajaran akan terus kami kembangkan. Saya berharap melalui program ini, siswa-siswa kami tidak hanya lulus dengan nilai bagus, tapi juga memiliki keterampilan abad 21 yang siap menghadapi era digital,” pungkas Pak Cipto Kuswinadi, S.Pd., M.M. dengan optimis.

Reportase: Cipto Kuswinadi Pengajar SPENSA Mojokerto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *