Inovasi Kreatif Pemanfaatan Minyak Jelantah menjadi lilin aromaterapi sebagai bentuk untuk mengurangi limbah di Desa Sialang Palas
(Creative Innovation in Utilizing Used Cooking Oil to Make Aromatherapy
Candles as a Way to Reduce Waste in Sialang Palas Village)
1Arra’du 2Dea Putricia Kasandra 3Fadia Putri Ardiansyah 4Fitria Nur Karimah 5Har
Pratiwi 6Ilham Hanjasmara Putra 7Muhammad Farhan 8Putri Kartikasari 9Qur’ani
Nurfadilah 10Rayhan Rizky Arnawa 11Rendy Permana 12Sherly Aprianti
1Universitas Muhammadiyah Riau
2Universitas Muhammadiyah Bengkulu
3Universitas Muhammadiyah Surakarta
4Univesitas Muhammadiyah Malang
ABSTRAK
Minyak jelantah merupakan limbah rumah tangga yang berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Program KKN-Mas Universitas Muhammadiyah Riau Kelompok 98 di Desa Sialang Palas menginisiasi pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi sebagai solusi kreatif dan ramah lingkungan. Kegiatan dilakukan melalui sosialisasi, praktik langsung, serta diskusi interaktif bersama ibu-ibu PKK setempat. Hasil kegiatan menunjukkan antusiasme tinggi dari peserta, meningkatnya keterampilan pengolahan minyak jelantah, serta pemahaman mengenai pentingnya kualitas produk dan peluang pemasaran digital. Lilin aromaterapi yang dihasilkan tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga memiliki nilai estetika dan potensi ekonomi. Dengan demikian, kegiatan ini mampu mendorong kesadaran lingkungan, pemberdayaan perempuan, serta membuka peluang usaha kreatif berbasis desa.
Kata kunci: lilin aromaterapi, lingkungan, minyak jelantah, pemberdayaan Masyarakat
ABSTRACT
Used cooking oil is a household waste that can negatively impact health and the environment
if improperly managed. The KKN-Mas Program of Universitas Muhammadiyah Riau Group 98 in Sialang Palas Village initiated the utilization of used cooking oil into aromatherapy candles as an innovative and eco-friendly solution. The program involved socialization, hands-on practice, and interactive discussions with the local PKK women’s group. The results showed high enthusiasm from participants, improved skills in processing used oil, and better understanding of product quality and digital marketing opportunities. The produced aromatherapy candles not only reduce waste but also have aesthetic and economic value. Thus, this activity promotes environmental awareness, women’s empowerment, and the development of creative village-based businesses.
Keywords: aromatherapy candles, community empowerment, environment, used cooking oil
A. PENDAHULUAN
Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah digunakan dalam proses penggorengan. Minyak jelantah dapat berasal dari berbagai jenis minyak yang digunakan untuk mengoreng seperti minyak kelapa sawit, minyak jagung, minyak kelapa, minyak zaitun dan lain-lain. Menurut seorang pakar gizi dan keamanan pangan IPB (Institut Pertanian Bogor), Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, minyak goreng hanya boleh digunakan sebanyak tiga kali pemakaian (Pamujiningtyas 2018).
Minyak goreng yang digunakan lebih dari tiga kali pemakaian akan berbahaya bagi tubuh. Hal ini disebabkan adanya kerusakan minyak yang akan mempengaruhi mutu dan nilai gizi bahan pangan yang digoreng serta dapat berdampak pada kesehatan (Inayati dan Dhanti 2021). Mengonsumsi minyak goreng bekas/minyak jelantah dapat meningkatkan potensi terkena penyakit kanker dan penyempitan pembuluh darah yang dapat memicu terjadinya hipertensi, strok, dan penyakit jantung koroner (Azizah 2014). Minyak jelantah yang tidak diolah dengan baik juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Penggunaan minyak goreng di Indonesia cukup tinggi karena banyaknya makanan yang diolah dengan cara digoreng mulai dari hidangan utama hingga makanan ringan. Tingginya penggunaan minyak goreng ini di Desa Sialang Palas Kec. Lubuk Dalam Kab. Siak. Desa Sialan Palas terdiri dari 2.204 penduduk (BPS 2024). Jika diasumsikan setiap keluarga menghasilkan limbah minyak jelantah sebanyak 1 L/bulan, maka jumlah limbah minyak jelantah di Desa Sialang Palas dalam satu bulan mencapai 2.204 L. Diperlukan adanya pengolahan limbah minyak jelantah di wilayah tersebut agar minyak jelantah yang dihasilkan tidak berbahaya bagi tubuh maupun lingkungan.
Minyak jelantah yang sering dibuang atau dijual bebas secara ilegal sebenarnya dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk yang lebih aman untuk digunakan. Produk tersebut diantaranya adalah pemanfaatan minyak jelantah menjadi biodiesel (Adhari et al. 2016); pemanfaatan minyak goreng bekas menjadi sabun mandi (Prihanto dan Irawan 2018); serta pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi (Inayati dan Dhanti 2021).
Saat ini tren lilin aromaterapi sedang naik daun di pasaran. Lilin aromaterapi merupakan lilin yang jika dinyalakan akan mengeluarkan wewangian dan membuat orang yang menciumnya menjadi lebih rileks. Selain karena wanginya, konsumen juga cenderung membeli lilin aromaterapi karena bentuknya yang indah atau estetik dan bisa dijadikan penghias ruangan. Tren lilin aromaterapi ini diyakini bermulai sejak adanya pandemik yang memaksa masyarakat untuk tinggal di rumah dan mendorong mereka untuk lebih memperhatikan suasana dan keindahan rumahnya.
Adapun salah satu fungsi utama lilin aromaterapi adalah sebagai penghilang stres bagi orang yang menciumnya. Stres adalah respon tubuh terhadap tekanan dari situasi atau peristiwa kehidupan (Mental Health Foundation 2018). Aroma dari minyak esensial membawa molekul ke dalam saraf hidung dan otak, dimana mereka merangsang reseptor bau dan berinteraksi dengan sistem saraf dan limbik tubuh (Utami dan Tjandrawibawa 2020).
B. METODE
Kegiatan ini merupakan program kerja KKN-Mas Universitas Muhammadiyah Riau Kelompok 98 yang dilaksanakan di Desa Sialang Palas. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan, kelompok KKN bermitra dengan Ibu-Ibu PKK Desa Sialang Palas. Mitra dipilih karena memiliki peran strategis dalam kegiatan sosial serta pemberdayaan ekonomi keluarga. Kegiatan diikuti oleh 20 anggota PKK dan mendapat dukungan dari Kepala Dusun II, Bapak Parijo, yang turut hadir memberikan semangat.
Metode yang digunakan adalah partisipatif dan demonstratif, yakni melalui penyampaian materi singkat, praktik langsung, dan diskusi interaktif. Tujuan utama kegiatan adalah memberikan pemahaman mengenai pentingnya mengelola minyak jelantah agar tidak mencemari lingkungan sekaligus mengolahnya menjadi lilin aromaterapi yang bernilai guna. Sosialisasi berfokus pada dampak minyak jelantah dan peluang ekonomi, sementara demonstrasi memperlihatkan proses pembuatan lilin secara konkret. Peserta kemudian didampingi agar keterampilan yang diperoleh dapat diterapkan secara mandiri.
Selama workshop, peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga langsung mempraktikkan pencampuran bahan, pemberian aroma dan warna, serta pencetakan lilin ke dalam wadah. Kegiatan dilaksanakan di Aula Kantor Desa Sialang Palas pada pukul 13.00–15.20 WIB dalam satu hari. Walau singkat, kegiatan dirancang efektif agar seluruh tahapan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut 1.) Minyak Jelantah 2.) Stearin 3.) Pewarna 4.) Essential Oil 5.) Wajan 6.) Sendok 7.) Gelas Kaca 5 cm 8.) Sumbu lilin
Kegiatan pembuatan lilin aromaterapi tertampil pada gambar 1-3

Gambar 1. Sosialisai limbah minyak jelantah

Gambar 2. Proses pembuatan lilin aromaterapi dari limbah minyak jelantah

Gambar 3. Hasil dari pembuatan lilin aromaterapi dari limbah minyak jelantah
1.Persiapan Bahan dan Alat
Bahan utama biasanya meliputi minyak jelantah atau minyak bekas goreng, stearin (asam stearat), pewarna lilin (contoh: pewarna makanan), minyak esensial (essential oil) untuk aroma, sumbu lilin, dan wadah cetakan. Alat yang digunakan antara lain kompor, panci, sendok pengaduk, dan wadah cetakan lilin.
2.Pemanasan dan Pencampuran
Minyak jelantah dipanaskan dengan api sedang kemudian dicampur dengan stearin dengan perbandingan 1:1. Bahan-bahan ini diaduk sampai seluruh bahan larut dan tercampur merata.
3.Penambahan Pewarna dan Aroma
Setelah bahan cair bercampur, tambahkan pewarna lilin secukupnya dan aduk hingga warna merata. Selanjutnya, matikan api dan tambahkan minyak esensial sesuai aroma yang diinginkan, kemudian aduk kembali sampai tercampur rata.
4.Menuang ke Cetakan
Setelah campuran sedikit dingin tetapi masih cair, tuangkan ke dalam wadah cetakan yang sudah diberi sumbu lilin.
5.Pendinginan dan Mengeras
Biarkan lilin dalam cetakan hingga mengeras sempurna. Untuk membantu sumbu melekat kuat.
C. PEMBAHASAN
Sosialisasi terakhir adalah tentang inovasi kreatif dari pemanfaatan limbah minyak jelantah kepada masyarakat. Peserta diberikan edukasi bagaimana cara melakukan penjualan dengan memanfaatkan pemasaran secara digital di masa pandemik agar dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat. Masyarakat di ajarkan bagaimana mengemas produk menjadi menarik, cara memilih target pasar serta perencanaan keuangan. Hasil kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terlihat dari respon positif yang diberikan sepanjang proses sosialisasi, dimana peserta sangat antusias dan aktif memberikan pertanyaan mengenai proses pembuatan lilin aromaterapi tersebut. Di akhir sesi peserta dapat membawa sisa bahan dari praktik lilin aromaterapi dari minyak jelantah sehingga dapat dipraktikkan secara mandiri di rumah.
Kualitas produk yang baik bukan hanya meningkatkan daya saing di pasar, tetapi juga membangun reputasi dan kepercayaan konsumen terhadap merek. Sosialisasi ini penting untuk memastikan bahwa semua pelaku usaha memahami standar kualitas yang diperlukan, serta metode dan praktik terbaik yang harus diterapkan dalam proses produksi. Sosialisasi tentang e-commerce kepada pelaku usaha juga sangat penting dalam era digital saat ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan perubahan dalam perilaku konsumen yang beralih ke belanja online, pelaku usaha harus memahami dan memanfaatkan platform e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar, berfungsi sebagai elemen estetika, tetapi juga sebagai faktor strategis yang mempengaruhi daya tarik, fungsionalitas, dan nilai jual produk.
Selain itu, desain produk yang inovatif dan ergonomis memastikan produk lebih mudah digunakan dan memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga meningkatkan kepuasan dan loyalitas mereka. Pemberian sosialisasi kepada kelompok usaha lilin aromaterapi mengenai kualitas produk dan pentingnya e-commerce memainkan peran krusial dalam meningkatkan daya saing dan pengembangan usaha.
Melalui sosialisasi ini, para pengusaha mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang standar kualitas produk, mulai dari pemilihan bahan alami, teknik produksi yang tepat, hingga pengemasan yang menarik. Pemahaman ini mendorong peningkatan kualitas lilin aromaterapi yang dihasilkan, baik dari segi fungsi maupun estetika, sehingga memenuhi kebutuhan pasar yang semakin
berkembang. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar pelaku usaha dapat mengoptimalkan kehadiran online mereka dan mengelola toko online dengan sukses.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan KKN-Mas Universitas Muhammadiyah Riau Kelompok
98 di Desa Sialang Palas, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi bukan hanya sekadar inovasi kreatif dalam mengurangi limbah rumah tangga, tetapi juga memberikan berbagai manfaat multidimensi bagi masyarakat. Minyak jelantah yang selama ini dipandang sebagai limbah berbahaya dan mencemari lingkungan berhasil diolah kembali menjadi produk bernilai guna tinggi, yang tidak hanya aman digunakan tetapi juga memiliki daya tarik ekonomi serta manfaat kesehatan. Dengan demikian, kegiatan ini telah memberikan kontribusi nyata dalam upaya menjaga lingkungan sekaligus mendorong lahirnya peluang usaha baru di tingkat desa.
Kegiatan sosialisasi dan praktik yang dilaksanakan bersama ibu-ibu PKK terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Antusiasme peserta selama proses penyuluhan serta keterlibatan aktif mereka dalam praktik pembuatan lilin menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya menerima informasi secara pasif, melainkan juga benar-benar menginternalisasi keterampilan yang diberikan. Fakta bahwa peserta dapat membawa pulang bahan sisa praktik untuk dicoba kembali secara mandiri menegaskan adanya transfer keterampilan yang berpotensi berlanjut di kemudian hari. Hal ini penting karena membentuk pondasi awal bagi tumbuhnya wirausaha kecil berbasis rumah tangga yang memanfaatkan sumber daya lokal secara bijak.
Selain itu, kegiatan ini juga menekankan pentingnya pemahaman akan standar kualitas produk, pengemasan yang menarik, serta pemanfaatan teknologi digital melalui e-commerce. Aspek-aspek tersebut menjadi bagian krusial yang mampu meningkatkan daya saing lilin aromaterapi di pasar yang semakin berkembang, baik secara offline maupun online. Pemahaman tentang kualitas dan pemasaran digital tidak hanya menjadikan produk lebih estetik dan fungsional, tetapi juga meningkatkan nilai jual serta memperluas jangkauan pasar. Dengan demikian, masyarakat Desa Sialang Palas memiliki peluang untuk tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga meraih manfaat ekonomi melalui pengembangan usaha kreatif berbasis lingkungan.
Dari perspektif lingkungan, kegiatan ini membantu mengurangi jumlah limbah minyak jelantah yang berpotensi mencapai ribuan liter per bulan, sehingga menurunkan risiko pencemaran tanah maupun air. Dari sisi sosial, kegiatan ini memperkuat peran ibu- ibu PKK sebagai motor penggerak pemberdayaan masyarakat, menciptakan kebersamaan, serta menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya pengelolaan limbah. Dari sisi ekonomi, inovasi ini membuka peluang usaha baru yang sederhana namun berkelanjutan, yang jika dikembangkan lebih jauh dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga di desa.
Secara keseluruhan, kegiatan ini menjadi contoh nyata bagaimana integrasi antara ilmu pengetahuan, pemberdayaan masyarakat, kepedulian lingkungan, dan inovasi produk dapat menghasilkan solusi kreatif yang berdaya guna. Pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi tidak hanya menyelesaikan persoalan limbah, tetapi juga menumbuhkan semangat kewirausahaan lokal, meningkatkan kualitas hidup, dan memperkuat fondasi pembangunan berkelanjutan di Desa Sialang Palas. Ke depan, diharapkan masyarakat mampu mengembangkan keterampilan ini secara mandiri, memperluas pasar melalui pemanfaatan digital, serta menjadikan inovasi ini sebagai identitas produk unggulan desa yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi.
Daftar Pustaka
Azizah U. 2014. Pengetahuan ibu tentang bahaya minyak goreng bekas (jelantah) bagi kesehatan di Dusun Ngendut Utara [BPS] Badan Pusat Statistika. 2018. Jumlah Rumah Tangga Menurut Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal di Kecamatan Tanah Sareal Bogor.
Inayati NI, Dhanti KR. 2021. Pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan dasar pembuatan lilin aromaterapi. Jurnal Budimas. 3(1):160-161.
Kune SJ. 2017. Analisis pendapatan dan keuntungan relatif usahatani jagung di desa Bitefa kecamatan Miomaffo Timur kabupaten Ttu. Jurnal Agribisnis Lahan Kering. 2(2): 23-24. Mental Health Foundation. 2018. Stress: Are We Coping?. London (GB): Mental Health Foundation.
Pamujiningtyas K. 3 Mei 2018. Berapa kali minyak goreng boleh digunakan untuk memasak? kumparan.com. https://kumparan.com/kumparanfood/berapa-kali- minyak-goreng-boleh- digunakan-untuk-memasak/1
Prihanto A, Irawan B. 2018. Pemanfaatan minyak goreng bekas menjadi sabun mandi. METANA. 14(2):55-59.
Utami GA, Tjandrawibawa P. 2020. Peran aroma terapi melalui media lilin sebagai sarana untuk mengurangi stres pada generasi milenial. Pada: Seminar Nasional Evensi 2020: industri kreatif. 188-195.
Wardoyo DU. 2016. Analisis perhitungan harga pokok produksi dan penentuan harga jual atas produk (studi kasus pada PT Dasa Windu Agung). Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis. 1(2): 183-190. Desa Pucanganom Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun. [Skripsi]. Ponorogo (ID): Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
M. Bahtiar, et al. 2022. Vol 4. Halaman 210-217. Pemanfaatan minyak jelantah untuk pembuatan lilin aromaterapi sebagai ide bisnis di kelurahan kedung badak.
Putu Ari, et al. 2024. Vol 7 No. 2. Halaman 135-148. Meningkatkan kualitas produksi lilin aromaterapi dalam membangun kreatifitas pada usaha lilin di desa medahan.
Agusta, A. 2002. Aromaterapi, Cara Sehat dengan Wewangian Alami. Jakarta, Penebar Swadaya
Aryasatyani, 2010. Membuat dan Mendekoras lilin. Puspaswara, jakarta
Faidliyah. 2017. Pembuatan Lilin Aromaterapi Berbasis Bahan Alami. Jurnal Teknik Industri.7 (1):29
Gitosudarmono Indriyo. Manajemen Pemasaran. Edisi II, BPFE Yogyakarta, 2000. 192
Koensoemardiyah. (2009). A-Z
Aromaterapi Kesehatan,Kebugaran, dan Kecantikan.Yogyakarta: Lily Publisher.
Nilna, Minah F, dkk. 2017. Pembuatan Lilin Aroma Terapi Berbasis Bahan Alami. Industri
Inovatif. Vol 7 No. 1.Malang : Institut Teknologi Nasional.
Sipayung, T. (2015). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan
Mediasi Kepuasan Konsumen (Studi Kasus Vitalis Body Scent, PT. Unza Vitalis Jakarta). 201301060
Soerjono Soekanto, 2021. Sosiologi suatu pengantar, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,Jakarta
Sunyoto, P. K. (2013). Kajian Teori, Kepuasan Konsumen. Journal of Chemical Information and Modeling, 1689-1699. Sunyoto, D. (2013). Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Cetakan ketiga. CAPS. Yogyakarta
